Mengelola keuangan adalah wajib hukumnya, hal ini
didasari pada konsep bahwa tanpa pengelolaan keuangan yang baik maka
kondisi ekonomi pribadi bisa jadi tidak sehat yang bisa berdampak pada banyak
hal. Tak hanya dari sudut pandang ekonomi, dalam Agama apapun telah
diisyaratkan adanya satu perintah untuk melakukan pengelolaan keuangan dengan
baik.
Pengelolaan
keuangan yang baik tak hanya sekedar menjadi bagian dari tuntutan hidup semata,
namun sekaligus juga merupakan tuntunan hidup yang harus dilakukan oleh
seseorang.
Berbagi Pengalaman, Mengelola Keuangan Dengan Niat
Ibadah Terlebih lagi Setelah Menikah
Penting untuk diperhatikan nasehat dari pakar keuangan
seperti misalnya Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc. Beliau dari Sakinah Finance,
seorang pakar pengelolaan keuangan yang kini bermukim di Colchester, UK, yang
menyampaikan tentang betapa pentingnya pengelolaan keuangan yang selaras dengan
3S (Spending, Saving, Sharing).
Banyak
pertanyaan yang kadang membuat bimbang beberapa orang yang baru saja menikah.
Seberapa pentingkah perencanaan keuangan itu? Beberapa prinsip dibawah ini bisa
menjadi acuan betapa pentingnya hal itu untuk dilakukan:
§
Pengelolaan
keuangan setelah menikah harus diawali dengan niat ibadah supaya makin
bersemangat dalam menjalankannya.
§
Menggunakan
segala sesuatu secara efektif menjadi kewajiban bersama pasangan setelah
menikah, suami berkewajiban menyiapkan segala sesuatu, istri berkewajiban
mengelolanya dengan baik.
§
Hindari
besar pasak daripada tiang, jika dirasa pengeluaran selalu melebihi pemasukan,
usahakan Anda bersama pasangan memiliki sumber pemasukan yang lainnya.
Kembali pada
ide dasar pengelolaan keuangan setelah menikah yang harus didasarkan dengan
niat ibadah, secara praktis akan kami uraikan dibawah ini:
Mulai Ajarkan Anak Hidup Sederhana Sejak Dini, Namun
Bukan Pelit
Mengajarkan
Anak via kevinmd.com
Banyak yang beranggapan bahwa mengelola keuangan
dengan baik berarti harus irit hingga tak bisa dibedakan lagi mana gaya hidup
yang pelit dan mana yang berhemat. Hal ini tentu saja bertentangan dengan
ajaran Islam, sebab Islam tak pernah mengajarkan untuk pelit. Berhemat sendiri
bukan berarti pelit.
Gaya hidup
hemat berarti adalah satu pemikiran untuk melakukan pengelolaan keuangan dengan
tepat guna dan tepat jumlah. Manakala Anda melakukan pengeluaran, harus tepat
sasaran dalam penggunaan. Pesan yang ditanamkan disini adalah tidak
berlebih-lebihan dalam segala hal.
Tak hanya
hal tersebut, hal lain yang juga perlu dipahami dalam pengelolaan keuangan yang
berlandaskan niat Ibadah adalah mengedepankan pendidikan pengelolaan keuangan
pada anak sejak dini. Pendidikan pengelolaan keuangan yang dimaksud disini
adalah tentunya mengajarkan pada Anak untuk selalu bergaya hidup sederhana
sebagai bagian dari melaksanakan ajaran Agama Islam untuk menjauhkan anak dari
sifat takabur atau sombong.
Pemahaman Kecerdasan Finansial pada Anak bisa Dimulai
dari Usia 7 Tahun
Anak
Memahami Kecerdasa Finansial via money101.co.za
Menarik
untuk menyimak ulasan dari Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc dimana bahwa dari segi
perkembangan kecerdasan finansial, seorang anak telah mampu untuk diajari
pengelolaan keuangan yang benar dan tepat guna. Bahkan menumbuh kembangkan jiwa
entrepreneur atau kewirausahaan, bisa dimulai dari umur 7 tahun.
Pada usia
tersebut, perkembangan seorang anak telah mencapai taraf bisa diarahkan untuk
memahami beragam hal terkait pengelolaan keuangan. Salah satunya adalah
pemahaman bahwa uang bukanlah sekedar benda material yang berguna untuk membeli
kesenangan, namun uang juga harus dipahami secara benar bagaimana cara
penggunaannya, misalnya dalam bertransaksi yang sesuai dengan ajaran yang baik
dan benar.
Namun
demikian, sebagai orang tua Anda tidak boleh terlalu membebaskan anak-anak
dengan uang dan harta. Lebih bijak lagi jika Anda memperhatikan dan mengawal
penggunaannya. Fungsi orang tua/wali terhadap sang anak penting karena mereka
belum sempurna akalnya atau tidak mampu mengelola uang dan hartanya
Dengan
memberi pemahaman anak pada hal semacam itu, maka dimasa dewasanya, diharapkan
anak tak hanya mengerti bahwa uang adalah alat untuk tukar menukar semata namun
lebih kepada amanah yang harus dipergunakan serta diamalkan dengan tepat guna.
Belajar Mengelola dan Bagaimana Menentukan Hak Dan
Kewajiban Antara Pasangan
Mengelola
Keuangan via yourmarriage-matters.com
Mengelola
keuangan dalam rumah tangga memang harus diperhatikan dengan detil dan seksama.
Dalam mengelola keuangan, prinsipnya Anda tidak boleh mengeluh dan cepat putus
asa. Sebagai seorang muslim tetap harus disadari keyakinan bahwa rezeki, jodoh
dan kematian adalah dari ketetapan dari tuhan. Namun bukan berarti bahwa Anda
hendak menyerah begitu saja pada himpitan ekonomi. Dewasa ini, wanita bekerja
untuk menafkahi keluarga adalah salah satu hal yang lumrah, namun harus
diketahui bahwa tugas seorang suamilah yang semestinya menyediakan nafkah untuk
anak dan istri.
Dengan
demikian menentukan kewajiban antara pasangan memang merupakan hal wajib untuk
dilakukan di masa-masa awal pernikahan Anda bahkan lebih baik jika dilakukan
sebelum Anda menikah. Istri juga tidah harus selalu tinggal dirumah mengurus
rumah tangga dan mengatur uang dari penghasilan suami. Istri juga berhak
membantu meringankan beban ekonomi rumah tangganya. Seperti melakukan usaha
kecil-kecilan dirumah.
Hidup
berkeluarga adalah saling berbagi, tak hanya kesenangan dan kebahagiaan namun
juga beban hidup. Demikian juga dalam urusan nafkah, pengelolaan keuangan serta
kecukupan menuju taraf hidup yang lebih baik menjadi tanggung jawab suami
dengan dukungan penuh istri. Istri berhak untuk membantu menolong suami
mencukupi kebutuhan keluarga, namun dengan demikian tak boleh pula seorang
suami lalai akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemberi nafkah, pengayom,
serta pelindung keluarga.
Pengelolaan Keuangan Sebelum VS Sesudah Menikah
Khususnya Menyikapi Pencapaian Target
Mengatur
Keuangan via 1simplethingonline.com
Pengelolaan
keuangan keluarga yang baik harus bersumber dari kemauan untuk selalu belajar,
termasuk juga belajar memahami tata kelola keuangan keluarga terkini. Satu
perbedaan prinsip dalam pengelolaan keuangan keluarga sebelum dengan sesudah
menikah terletak pada adanya tuntutan untuk mengejar target bersama bagi
pasangan suami istri namun tetap harus berlandaskan pada satu ikhtiar bahwa
rezeki adalah bagian dari ketetapan tuhan.
Selain itu
pengelolaan keuangan setelah menikah menuntut kemauan untuk terus konsisten,
yaitu konsisten untuk menahan godaan sebab terkadang kondisi keuangan keluarga
bisa over budget yang disebabkan karena ketidakmampuan menahan godaan tersebut.
Apalagi dalam kehidupan modern belakangan yang menuntut orang untuk dinamis,
godaan bisa timbul dari mana saja, kapan saja dengan beragam bentuknya. Hal ini
tentu saja bisa menyebabkan hal yang tak sehat dalam perekonomian keluarga.
Pada
dasarnya tidak ada sebuah model pengelolaan keuangan keluarga yang standar.
Tiap keluarga bisa berbeda dalam menerapkannya. Anda bersama pasangan juga
harus selalu bisa beradaptasi dengan perubahan, misalnya gaya hidup, cara baru
pengaturan dan pemisahan tanggung jawab keuangan di rumah, pembuatan catatan
pemasukan dan pengeluaran dan lain sebagainya. Apa pun perubahan itu, selalu
tekuni cara yang dianggap terbaik supaya Anda bisa mengambil hikmahnya.
Prinsip Kesejahteraan Keluarga Berawal dari
Pengelolaan Keuangan Keluarga yang Baik
Saat Anda
dan pasangan telah menikah, Anda perlu mengetahui bahwa pengelolaan uang yang
baik merupakan bagian dari mempertahankan kehidupan rumah tangga yang harmonis,
sehingga komunikasi yang baik mengenai pengelolaan keuangan antara suami dan
istri sangatlah penting.
https://www.cermati.com/artikel/pengelolaan-keuangan-yang-baik-sesudah-menikah
0 komentar